Pemilihan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) merupakan salah satu kegiatan penting yang dilakukan di sekolah untuk memilih pemimpin yang akan mewakili suara dan kepentingan siswa. Dalam beberapa tahun terakhir, sekolah-sekolah di Indonesia mulai menerapkan sistem pemilihan OSIS dengan mengikuti tahapan yang ada pada pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mendidik siswa mengenai prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku di negara ini dan memberikan pengalaman langsung dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Penerapan tahapan pemilu dalam pemilihan OSIS juga menjadi bagian dari implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang berfokus pada pembelajaran berbasis nilai-nilai Pancasila, salah satunya adalah nilai-nilai demokrasi. Artikel ini akan membahas bagaimana pemilihan OSIS di sekolah dapat diadaptasi dengan tahapan pemilu dan bagaimana hal ini mendukung penguatan tema demokrasi dalam P5.
1. Tahapan Pemilu dalam Pemilihan OSIS
Pemilihan OSIS yang mengikuti tahapan pemilu umumnya dimulai dengan beberapa langkah penting, yang terbagi dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Pendaftaran dan Verifikasi Calon
Tahapan pertama dalam pemilihan OSIS adalah pendaftaran calon ketua dan anggota OSIS. Siswa yang berminat untuk mencalonkan diri harus mendaftar dengan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh panitia. Salah satu bentuk pembelajaran demokrasi di sini adalah pentingnya keterbukaan dan keadilan dalam memilih calon yang akan dipilih oleh seluruh siswa. Setelah itu, dilakukan verifikasi terhadap calon untuk memastikan mereka memenuhi kriteria yang dibutuhkan, mirip dengan tahapan verifikasi calon legislatif dalam pemilu.
b. Kampanye dan Sosialisasi
Setelah calon-calon terverifikasi, mereka diberikan kesempatan untuk melakukan kampanye. Dalam kampanye ini, para calon memaparkan visi dan misi mereka untuk masa depan OSIS yang lebih baik. Tahapan ini sangat penting karena memberi kesempatan bagi siswa untuk memahami berbagai ide dan program kerja yang ditawarkan oleh calon ketua OSIS. Sosialisasi tentang program kerja yang disampaikan oleh calon ini mirip dengan debat calon dalam pemilu, yang berfungsi untuk mendidik siswa agar bisa memilih pemimpin berdasarkan informasi yang jelas dan transparan.
c. Pemungutan Suara
Pada hari pemilihan, dilakukan pemungutan suara yang dilakukan secara rahasia dan bebas. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih calon yang menurut mereka layak memimpin OSIS selama setahun. Proses pemungutan suara yang dilakukan di sekolah ini berfungsi sebagai simulasi dari pemilu yang sesungguhnya. Hal ini mengajarkan siswa tentang pentingnya hak pilih dan kebebasan untuk memilih sesuai dengan hati nurani, tanpa tekanan dari pihak lain.
d. Penghitungan Suara dan Pengumuman Hasil
Setelah pemungutan suara selesai, tahapan berikutnya adalah penghitungan suara. Proses ini dilakukan secara terbuka dan transparan untuk memastikan bahwa tidak ada kecurangan dalam proses pemilihan. Pengumuman hasil pemilihan dilakukan dengan cara yang fair dan terbuka, di mana calon yang memperoleh suara terbanyak akan diumumkan sebagai ketua OSIS terpilih. Proses ini mengajarkan siswa tentang pentingnya proses transparansi dan akuntabilitas dalam sistem demokrasi.
2. Pemilihan OSIS dan Pembelajaran Demokrasi dalam P5
Sebagai bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), pemilihan OSIS berdasarkan tahapan pemilu merupakan cara yang sangat efektif untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada siswa. Dalam P5, terdapat lima profil yang harus dimiliki oleh pelajar Pancasila, yaitu beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; gotong royong; mandiri; serta bernalar kritis. Pemilihan OSIS ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan beberapa aspek tersebut, terutama dalam hal:
Berkebinekaan Global: Pemilihan OSIS mengajarkan siswa untuk menghargai keragaman dan membuat pilihan berdasarkan pemikiran yang matang tanpa memandang latar belakang calon.
Gotong Royong: Selama tahapan kampanye, siswa belajar untuk bekerja sama, saling mendukung, dan menyuarakan program yang bermanfaat untuk kepentingan bersama.
Mandiri: Proses memilih calon ketua OSIS secara bebas dan rahasia mengajarkan siswa untuk bertindak mandiri dalam menentukan pilihan mereka tanpa dipengaruhi orang lain.
Bernalar Kritis: Kampanye dan debat antar calon memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis tentang ide-ide dan visi yang ditawarkan oleh para calon.
Dengan mengikuti tahapan pemilu dalam pemilihan OSIS, siswa dapat merasakan langsung bagaimana proses demokrasi yang sesungguhnya berlangsung, serta memahami pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Kesimpulan
Pemilihan OSIS berdasarkan tahapan pemilu adalah sebuah cara yang sangat efektif untuk mendidik siswa tentang demokrasi. Selain memberikan pengalaman langsung dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum, hal ini juga mendukung pencapaian tujuan dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), khususnya dalam pembelajaran tentang demokrasi, gotong royong, kebinekaan, dan nalar kritis. Melalui pemilihan OSIS ini, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi pemimpin yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga memiliki integritas dan rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap masyarakat.
Oleh. H. Ihwan Yudiana, S.Pd,.Gr,.M.M
Beri Komentar